Senin, 27 Februari 2012

GORESAN SINGKAT, FLASHBACK SETENGAH ABAD IMM


GORESAN SINGKAT, FLASHBACK SETENGAH ABAD IMM

Oleh : Tito Cakrabuana

            Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang hingga saat ini hampir berumur setengah abad, tetap menyisakan cerita masa lalu yang hingga saat ini sangat menarik untuk diulas. Karena dengan mempelajari dan memahami sejarah berdirinya IMM, kita akan mengerti bagaimana IMM berjuang dan berkembang  pada saat itu, dengan menilik sejarah tersebut harapanya kita dapat benar-benar memahami apa itu IMM dan bagaimana pola perjuangan IMM itu sendiri, sehingga dapat bertahan sampai dengan hari ini.
            Apabila kita kembali hampir setengah abad yang lalu, kita akan melihat bagaimana kondisi Indonesia saat itu, dimana gejolak politik yang dibawa Presiden Soekarno melalui Nasakom-nya sangat memojokkan gerakan-gerakan Mahasiswa dan ormas yang berhaluan agama, khususnya Islam. Dimana kekuatan komunis saat itu seperti mendapat angin segar ketika Soekarno memberlakukan Nasakom.
            Pada saat bersamaan, Muhammadiyah pada mulanya mendorong mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti jejak langkah Muhammadiyah, dianggap cukup bergabung dalam organisasi otonom yang ada, seperti Pemuda Muhammadiyah (PM),  Nasyi’atul Aisyiyah (NA) dan Hizbul Wathon (HW). Namun seiring berjalannya waktu, perkembangan keadaan mereka yang berada dalam ketiga organisasi otonom (ortom) tersebut merasa perlu dibentuknya perkumpulan mahasiswa yang secara khusus anggotanya terdiri dari mahasiswa Islam, maka alternative ketika itu adalah bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), bahkan bermunculan isu yang mengatakan bahwa HMI adalah anak Muhammadiyah, yang memilki visi dan misi Muhammadiyah, image tersebut mengemuka diakibatkan pada tubuh HMI saat itu dipegang oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah yang secara aktif mengelola HMI.
            Apabila melihat muktamar Muhammadiyah ke -25 pada tahun 1936 di Jakarta, telah bergulir pula cita-cita besar Muhammadiyah untuk mendirikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), yang pada saat itu Pimpinan Pusat (PP) diketuai oleh KH.Hisyam (periode 1933-1937). Selanjutnya pada tanggal 18 November 1955, PP Muhammadiyah melalui struktur kepemimpinanya telah mendirikan PTM pertama di Padang Panjang dan membentuk Departemen Pelajar dan Mahasiswa. Untuk lebih merealisasikan usaha tersebut, maka PP Pemuda Muhammadiyah  melalui KOPMA (Konfrensi Pimpinan Daerah Muhammadiyah)  se-Indonesia pada tanggal 18 Juli 1962 di Surakarta mendirikan IPM (Ikatan Pelajar Indonesia).
            Sehubungan dengan semakin berkembangnya PTM yang telah dirintis pada tanggal 18 November 1955  di Padang Panjang, selanjutnya berdiri pula IKIP di Jakarta, yang kemudian pada tahun 1958 disusul berdirinya kampus serupa di Surakarta dan tak berhenti sampai disitu, di Yogyakarta berdiri Akademi Tabligh Muhammadiyah dan beridiri pula Fakultas Ilmua Sosial (FIS) yang sekarang UMJ. Melihat perkembangan PTM yang cukup pesat maka pada tahun 1960an ide-ide untuk membentuk lembaga dakwah atau wadah khusus yang langsung berbenturan dengan mahasiswa semakin kuat. 
            Pada tahun 1962, menjelang muktamar setengah abad Muhammadiyah di Jakarta, Pemuda Muhammadiyah mengadakan kongres Mahasiswa Muhammdiyah, dan dari situ mulai santer upaya-upaya tokoh Pemuda Muhammadiyah untuk melepaskan Departemen Kemahasiswaan agar berdiri sendiri. Tindak lanjut dari isu tersebut pada akhirnya tanggal 15 Desember 1963 mulai diadakan penjajakan dengan didirikannya Dakwah Mahasiswa yang dikordinatori oleh Ir. Margono, Dr. Soedibjo Markoes dan Drs. Rosyad Soleh. Ide pembentukan Dakwah Mahasiswa ditelurkan oleh Drs. Mohammad Djasman yang ketika itu beliau menjabat sebagai Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah.
            PP Muhammadiyah yang saat itu diketuai oleh H.A Badawi, pada akhirnya merestui berdirinya organisasi yang khusus untuk Mahasiswa Muhammadiyah  dan langsung diketuai oleh Drs. Moh. Djasman dengan beranggotakan M. Husni Thamrin, A. Rosyad Saleh, Soedibjo Markoes, Moh. Arief dan lain-lain.
            Dengan demikian, pendirian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan pencetusan nama IMM yang diprakarsai Drs. Moh. Djasman Al-kindi sekaligus sebagai ketua dan koordinator pertama IMM. Dan IMM sendiri ditetapkan berdiri pada tanggal 14 Maret 1964, bertepatan dengan tanggal 29 Syawal 1384 H di Yogyakarta. Selanjutnya pada tanggal 1-5 Mei 1965 IMM mengadakan Muktamar pertama di Kota Barat-Solo dan menghasilkan deklarasi Kota Barat yang saat ini lebih dikenal dengan 6 (enam) penegasan IMM, yaitu : 
  1.  IMM adalah Gerakan Mahasiswa Islam.
  2. Kepribadian Muhammadiyah adalah Landasan Perjuangan IMM.
  3. Fungsi IMM adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah (sebagai stabilisator dan dinamisator).    
  4. Ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah.
  5. IMM adalah organisasi yang sah mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan dan falsafah Negara yang berlaku.
  6. IMM adalah pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.
Oleh karena itu, melihat faktor internal yang sedemikian rupa tidak dapat dipungkiri pula bahwa kader-kader IMM adalah orang-orang pilihan dan seyogyanya berkomitmen dalam perjuangan untuk melakukan perubahan dan terus berperan aktif sebagai kader umat, bangsa dan persyarikatan.
Adapun secara eksternal kemunculan IMM tidak terlepas dari kondisi social politik bangsa Indonesia ketika itu. Terutama terkait pergolakan organisasi mahasiswa pada tahun 50an sampai tragedy G 30/S PKI pada tahun 1965. Ditengah pergolakan sedemikian rupa gerakan mahasiswa mengalami jalan buntu dalam berpartisipasi aktif era kemerdekaan Repulik Indonesia. Kongres mahasiswa Islam pada tanggal 8 Juni1947 di Malang yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Persatuan Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKI), Persatuan Mahasiwa Yogyakarta (PMY), Persatuan Mahasiswa Djakarta (PMD), Masyarakat Mahasiswa Malang, Persatuan Mahasiswa Kedokteran Hewan (PMKH), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI). Semuanya itu tergabung dalam Persyarikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI) yang bersifat independen.
Indepedensi PPMI yang awalnya terlihat kuat dalam menggalang kekuatan anti imperealisme, akhirnya harus pecah pasca melaksanakan konfrensi mahasiswa Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1957, perpecahan tersebut diakibatkan pada tahun 1958 CGMI (Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia) ikut bergabung. Dimana dalam kiprahnya ditubuh PPMI, CGMI merupakan senjata ampuh permainan politik PKI untuk menguasai kehidupan kampus. Segala cara ditempuh oleh CGMI, seperti terror, infiltrasi, fitnah dan apa saja dilakukan demi tercapainya tujuan OKI yang merupakan ormas bentukan PKI.
Dengan semakin kuatnya pengaruh CGMI dalam PPMI, membuat HMI keluar secara tidak hormat (dipecat) dari PPMI. Tidak cukup sampai disitu, CGMI juga memfitnah HMI melalui pamflet gelap pada bulan Juli 1964 di Yogyakarta, bahkan pada puncaknya PKI melalaui kekuatannya mencoba untuk membubaran HMI yang notabene basis pergerakan mahasiswa Islam. Pergolakan ini yang akhirnya membuat PPMI harus berakhir secara dramatis karena masing-masing unsur yang ingin menyelamatkan diri, kemudian pada 1965 PPMI resmi membubarkan diri.
Dari situasi yang penuh pergolakan inilah, yang akhirnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah hadir dalam dunia gerakan mahasiswa untuk mewarnai kehidupan umat dan Negara. Dapat dikatakan bahwa IMM terlahir dari sejarah dan realitas kehidupan umat yang objektif.
Singkatnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa IMM lahir dilatar belakangi oleh kompleksitas yang terjadi ketika itu, diantarnya adalah :
1.      Situasi pemerintah yang menjurus pada suasana dictator, yang seolah-olah bangsa ini berada dalam pemerintahan fasis (dengan PKInya).
2.      Merosotnya akhlak dan agama, di mana politik menjadi panglima.
3.      Terjadinya ketegangan, dalam bentuk intri, terror, kecurigaan, dan terbingkai-bingkainya mahasiswa.
4.      Terbelenggunya kebebasan dan kemerdekaan berpendapat serta semakin merosotnya kehidupan ekonomi, social dan budaya.

Sumber :
1. Tri Kompetensi  Dasar : Peneguhan Jatidiri  Kader IMM, DPP IMM 
2. Manifesto  Gerakan Intelektual Profetik, Abdul Halim Sani
 
   

Minggu, 05 Februari 2012

Kritik Perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah


Kritik Perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Oleh : Tito Cakrabuana

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan salah satu organisasi otonom dibawah naungan Muhammadiyah dan kini sudah berumur hampir setengah abad. Organisasi ini selain salah satu basis kader dalam penyempurna amal usaha Muhammadiyah, juga ingin bergerak layaknya gerakan mahasiswa lainnya, seperti HMI, GMNI, KAMMI, dll.

Dengan berbekal triloginya, yaitu intelektual, humanis serta religius, anggota IMM dituntut untuk menjadi kader sempurna yang mampu menjadi problem solving ditengah-tengah ketidak pastian iklim bangsa Indonesia, mulai dari bencana social hingga bencana kemanusiaan.

Tapi yang menjadi pertanyaan saat ini adalah, dengan umur yang hampir setengah abad sudahkah kader-kader jebolan IMM atau yang masih aktif di IMM, mampu menunjukkan ‘Merahnya’ ditengah-tengah masyarakat. Karena dengan system perkaderan yang dirasa saat ini, sepertinya belum bisa memberikan makna yang mendalam bagi calon kader IMM, sehingga tidak sedikit IMMawan/ti yang pernah mengikuti Darul Arqam, kurang memiliki sense IMM dalam dirinya. Itu dapat dilihat dari pola gerakan yang hingga kini tidak tahu arah tujuannya, apakah ingin merubah system serta tatanan yang amburadul saat ini yang harapannya bisa membawa umat kearah lebih baik  atau hanya sekedar lembaga-lemabaga social kemasyarakatan.

Apabila diperhatikan ada beberapa factor yang agaknya membuat pergerakan IMM mandek dan belum bisa menelurkan karya yang betul-betul dirasakan masyarakat. Pertama, dalam berIMM para kader tidak memiliki Khittah perjuangan yang ada dalam IMM sendiri, sehingga banyak anggota IMM merasa absurd dalam bergerak, pokok-pokok dalam melakukan langkah taktis strategis memang belum ada atau memang tidak ada. Karena dalam pergerakan itu saya rasa sangat penting, selain sebagai acuan juga dapat membentuk ciri khas pergerakan kader-kader IMM itu sendiri. Kedua, system perkaderan yang pastinya perlu disempurnakan dengan mengikuti perkembangan jaman, yang dapat disesuaikan dengan pola budaya serta sisi psikologis yang terjadi.

Ketiga, kurangnya jaringan dalam melakukan pergerakan untuk merubah tatanan masyarakat kea rah yang lebih baik, sepengamatan saya, IMM mungkin kurang pandai dalam membangun jaringan, baik itu secara vertical maupun horizontal, terkadang kita teralienasi dengan realitas yang ada. Yang seharusnya kita mampu membaca keadaan dimasyarakat tapi malah disibukkan oleh kegiatan yang bersifat pribadi. Keempat, intervensi dari Muhammadiyah itu sendiri masih dirasa kuat, yang kadang mengekang kita dalam membuat suatu resolusi baru ditengah-tengah isu yang berkembang. Mungkin itu dapat dilihat dari sisi, dimana IMM merupakan ortom dari Muhammadiyah, melihat perlakuan seperti ini mungkin memang suatu keniscayaan tapi apabila IMM ingin maju dan militant IMM seharusnya mampu lepas dari sang ayah.

Mungkin itu beberapa kritik dari hasil pengamatan saya dan hasil diskusi dengan beberapa kawan selama ini dan semoga bisa membangun IMM tercinta kearah yang lebih baik tentunya.
Fastabiqul khairat

Minggu, 17 Juli 2011

SLANK - LORONG HITAM

Intro : D Am D C 2x
D Am
Tatap matamu ingatkan aku pada bintang
D C
Terang menyinari bumi di sudut malam
D Am
Lihat senyummu khayali aku akan sampah
D C
Tumbuh dibenak hitamku naluri arak
(Intro)
D Am
Sentuh kulitmu ingatkan aku pada ruang
D C
Sesak menghimpit dadaku Getaran rasta
D Am
Belai rambutmu khayali aku akan rimba
D C
Lebat sesakkan langkahku Ganas dan Liar !!
(*) D G
Benak hitamku melayang Menuju lorong hitam
D C
Benak hitamku melayang menuju lorong hitam

Kamis, 28 April 2011

Peringatan Hari Besar di Indonesia

Ini merupakan beberapa catatan peringatan hari - hari besar di Indonesia :

A. Januari

  • Tanggal 1 Januari Diperingati Sebagai Hari Raya Tahun Baru Masehi
  • Tanggal 10 Januari Diperingati Sebagai Hari Tritura
  • Tanggal 15 Januari Diperingati Sebagai Hari Peristiwa Laut atau Samudera
  • Tanggal 25 Januari Diperingati Sebagai Hari Gizi

B. Februari

  • Tanggal 9 Februari Diperingati Sebagai Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia
  • Tanggal 13 Februari Diperingati Sebagai Hari Farmasi

C. Maret

  • Tanggal 1 Maret Diperingati Sebagai Hari Kehakiman Indonesia
  • Tanggal 9 Maret Diperingati Sebagai Hari Wanita Indonesia
  • Tanggal 11 Maret Diperingati Sebagai Hari Surat Perintah 11 Maret (Supersemar)
  • Tanggal 18 Maret Diperingati Sebagai Hari Arsitektur Indonesia
  • Tanggal 24 Maret Diperingati Sebagai Hari Peringatan Bandung Lautan Api

D. April

  • Tanggal 6 April Diperingati Sebagai Hari Nelayan Indonesia
  • Tanggal 9 April Diperingati Sebagai Hari Penerbangan Nasional
  • Tanggal 19 April Diperingati Sebagai Hari Pertahanan Sipil (Hansip)
  • Tanggal 21 April Diperingati Sebagai Hari Peringatan RA. Kartini
  • Tanggal 24 April Diperingati Sebagai Hari Angkutan Nasional
  • Tanggal 27 April Diperingati Sebagai Hari Lembaga Pernasyarakatan Indonesia

E. Mei

  • Tanggal 1 Mei Diperingati Sebagai Hari Peringatan Pernbebasan Irian Barat
  • Tanggal 2 Mei Diperingati Sebagai Hari Pendidikan Nasional
  • Tanggal 3 Mei Diperingati Sebagai Hari Surya
  • Tanggal 20 Mei Diperingati Sebagai Hari Kebangkitan Nasional
  • Tanggal 21 Mei Diperingati Sebagai Hari Buku Nasional

F. Juni

  • Tanggal 1 Juni Diperingati Sebagai Hari Lahirnya Pancasila
  • Tanggal 3 Juni Diperingati Sebagai Hari Pasar Modal Indonesia
  • Tanggal 21 Juni Diperingati Sebagai Hari Krida Pertanian
  • Tanggal 22 Juni Diperingati Sebagai Hari Ulang Tahun Kota Jakarta
  • Tanggal 24 Juni Diperingati Sebagai Hari Bidan Indonesia
  • Tanggal 29 Juni Diperingati Sebagai Hari Keluarga Berencana Nasional

G. Juli

  • Tanggal 1 Juli Diperingati Sebagai Hari Bhayangkara
  • Tanggal 1 Juli Diperingati Sebagai Hari Anak-anak Indonesia
  • Tanggal 5 Juli Diperingati Sebagai Hari Bank Indonesia
  • Tanggal 12 Juli Diperingati Sebagai Hari Koperasi Indonesia
  • Tanggal 22 Juli Diperingati Sebagai Hari Kejaksaan

H. Agustus

  • Tanggal 10 Agustus Diperingati Sebagai Hari Veteran Nasional
  • Tanggal 14 Agustus Diperingati Sebagai Hari Pramuka (Praja Muda Karana)
  • Tanggal 17 Agustus Diperingati Sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
  • Tanggal 18 Agustus Diperingati Sebagai Hari Konstitusi Republik Indonesia
  • Tanggal 19 Agustus Diperingati Sebagai Hari Departemen Luar Negeri
  • Tanggal 21 Agustus Diperingati Sebagai Hari Maritim Nasional

I. September

  • Tanggal 1 September Diperingati Sebagai Hari Polwan (Polisi Wanita)
  • Tanggal 8 September Diperingati Sebagai Hari Aksara
  • Tanggal 8 September Diperingati Sebagai Hari Pamong Praja
  • Tanggal 11 September Diperingati Sebagai Hari RRI (Radio Republik Indonesia)
  • Tanggal 17 September Diperingati Sebagai Hari Perhubungan Nasional
  • Tanggal 17 September Diperingati Sebagai Hari Palang Merah Indonesia
  • Tanggal 24 September Diperingati Sebagai Hari Agraria Nasional (Hari Tani)
  • Tanggal 28 September Diperingati Sebagai Hari Kereta Api
  • Tanggal 29 September Diperingati Sebagai Hari Sarjana
  • Tanggal 30 September Diperingati Sebagai Hari Berkabung Nasional Gestipu

J. Oktober

  • Tanggal 1 Oktober Diperingati Sebagai Hari Kesaktian Pancasila
  • Tanggal 5 Oktober Diperingati Sebagai Hari Ulang Tahun ABRI
  • Tanggal 15 Oktober Diperingati Sebagai Hari Hak Asasi Binatang
  • Tanggal 16 Oktober Diperingati Sebagai Hari Parlemen Republik Indonesia
  • Tanggal 24 Oktober Diperingati Sebagai Hari Dokter Indonesia
  • Tanggal 27 Oktober Diperingati Sebagai Hari Penerbangan Nasional
  • Tanggal 28 Oktober Diperingati Sebagai Hari Sumpah Pemuda
  • Tanggal 30 Oktober Diperingati Sebagai Hari Keuangan

K. November

  • Tanggal 3 November Diperingati Sebagai Hari Kerohanian
  • Tanggal 10 November Diperingati Sebagai Hari Pahlawan
  • Tanggal 12 November Diperingati Sebagai Hari Kesehatan Nasional
  • Tanggal 21 November Diperingati Sebagai Hari Pohon
  • Tanggal 25 November Diperingati Sebagai Hari Guru (PGRI)

L. Desember

  • Tanggal 4 Desember Diperingati Sebagai Hari Artileri
  • Tanggal 9 Desember Diperingati Sebagai Hari Armada Republik Indonesia
  • Tanggal 12 Desember Diperingati Sebagai Hari Transmigrasi
  • Tanggal 15 Desember Diperingati Sebagai Hari Infanteri
  • Tanggal 19 Desember Diperingati Sebagai Hari Trikora
  • Tanggal 20 Desember Diperingati Sebagai Hari Sosial
  • Tanggal 22 Desember Diperingati Sebagai Hari Ibu

Semoga bermanfaat.

Jumat, 12 November 2010

FILTRASI IMM SEBAGAI LAPIS INTELEKTUAL MUHAMMADIYAH TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Intelektualisme, dunia yang menawarkan sejuta kemegahan, kehormatan, jauh dari hina bagi siapapun yang memandangnya. Seolah tak ada cacat dalam seorang yang memiliki dan menghayati sesuatu yang bernama intelektualisme ini.
Dunia akan datang kepada siapa saja yang mau bekerja keras memanfaatkan waktunya hingga ke satuan terkecil dalam waktu, sebuah detik atau bahkan seperjuta, sepermilyar detik untuk mau berpikir dan membaca memahami seluruh isi dunia atau bahkan hanya membaca makna di balik kehidupan hingga ke dalam satuan terkecil pun entah itu nyamuk, pasir, molekul, atau selebihnya.

A. Definisi Intelektualisme
Dalam kamus besar bahasa Indonesia bermakna in.te.lek.tu.al
/intelektual/ (1) a cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan; (2) n (yg) mempunyai kecerdasan tinggi; cendekiawan; (3) n totalitas pengertian atau kesadaran, terutama yg menyangkut pemikiran dan pemahaman.
Dari pengertian istilah, intelektualism merupakan sebuah doktrin filsafat yang menitikberatkan pengenalan (kognisi) melalui intelek serta secara metafisik memisahkannya dari indra serapan. Intelektualisme terkadang identikdengan rasionalisme. Dalam filsafat modern, intelektualisme menentang keberat sebelahan sensasionalisme yang hanya mengandalkan indra, antara lain didukung oleh Rene Descfrates (1596-1650), kaum Cartesian, serta samai batas tertentu oleh spinizisme. Pada masa kini bercampur dan tambah dengan aliran agnitisme, intelektualisme dibela positivisme logika.
Dalam pandangan Islam, konsep intelektual terkandung pada beberapa ayat-ayat Al Qur’an, dan dari situ terdapat istilah Ulil Albab. Salah satunya tertera pada Surat Ali Imron : 190-191.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ(190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ(191)
“Sesungguhnya, dalam (proses) penciptaan langit dan bumi, dan (proses) pergantian malam dan siang, adalah tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi ulil albab (orang-orang yang berfikir [menggunakan intelek mereka]). Yaitu orang-orang yang berzikir (berlatih diri dalam mencapai tingkat kesadaran akan kekuasaan Allah) dalam keadaan berdiri, duduk, dan dalam keadaan terlentang, dan senantiasa berfikir tentang (proses) penciptaan langit dan bumi, (sehingga mereka menyatakan) wahai Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan semua ini dalam keadaan sia-sia. Maha suci Engkau, peliharalah kami dari siksa api neraka” (QS 3: 190-191).
Pada ayat diatas telah dijelas bagaimana hakikat manusia dalam bepikir dalam rangka mencari ridho Nya dengan cara memikirkan ciptaanNya, dalam ayat itu pula, diterangkan juga hendaknya manusia selaian memikirkan ciptaanNya (sains) tapi juga harus tetap mengingatNya (dzikir), karena pada dasar nya sains dan agama merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisah kan. Dari sinilah mungkin seorang ilmuwan dunia abad 19 yang sangat terkenal dengan penemuan hukum relativitasnya pernah mengungkapkan “Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh”.
Dalam bukunya Dawam Raharjo membuat perbedaan definisi antara golongan Intelektual dengan golongan Intelegensia, yang memiliki definisi sebagai berikut.
Golongan Intelektual :
“Golongan terpelajar yang sekolahan atau bukan (termasuk drop-out), yang peranannya tidak mesti dengan ilmu yang dipelajari atau profesi yang dikuasai. Dan yang lebih penting mereka berpera sebagai kritikus social, bersifat emansipatoris dan liberatif, berpola piker yang hermeunitis dan kerap kali bersikap politis. Mereka adalah golongan yang merasa dirinya bebas”.
Golongan Intelegensia :
“Golongan terpelajar yang kepentingan utamanya adalah penggunaan disiplin ilmunya secara professional, dan karena itu peran yang mereka jalankan berkaitan erat dengan ilmu yang mereka pelajari di sekolah atau pofesi yang mereka kuasai. Mereka adalah orang yang setia kepada ilmu yang mereka pelajari, walaupun kerap kali dapat bergeser atau melebar. Mereka ini pada umumnya tidak berkeberatan disebut kurang atau tidak bebas”.
Apabila kita melihat sejarah, banyak tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia yang memilki peran social dan mereka merupakan golongan yang tidak hanya berkutat pada ilmu profesionalnya. Seperti Ir. Soekarno yang Insinyur Teknik Sipil, H.O.S Cokroaminoto Insinyur Teknik Mesin yang menjadi ketua Sarekat Islam atau dr. Sutomo, dr. Cipto Mangunkusumo yang dokter namun juga menjadi tokoh pergerakan nasional. Mereka merupakan contoh dari pengertian golongan intelektual karena mereka tidak hanya berkutat pada ilmu profesionalnya tetapi memiliki peran social, terutama sebagai intelektual bebas yang bisa memerankan diri sebagai kritikus masyarakat atau pemerintah.
B. Intelektualitas Kader IMM
Lalu bagaiamana peran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, yang merupakan wadah perjuangan untuk menghimpun, menggerakkan dan membina potensi mahasiswa Islam guna meningkatkan peran dan tanggung jawabnya sebagai kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa, sehingga tumbuh kader-kader yang memiliki kerangka berpikir ilmu amaliyah dan kader amal ilmiah sesuai dengan Kepribadian Muhammadiyah, untuk menjadi lapis intelektual Muhammadiyah. Banyak komentar yang mengatakan IMM memiliki tradisi intelektual yang kuat karena mewarisi etos kerja dan pola berpikir Muhammadiyah.
Dalam bentuk konseptual IMM memiliki sebuah konsep yang komperhensif. Trilogi Iman-Ilmu-Amal yang berkaitan dangan Keagamaan-Kemasyarakatan-Kemahasiswaan sebagai lahan garapannya dan semua itu tertuang dalam trikompetensi dasar kader IMM yaitu, Spiritualitas-Intelektualitas-Humanitas yang merupakan ciri khas yang membedakan dari organisasi atau gerakan lain.
IMM sebagai bagian dari Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), memiliki posisi strategis dalam rangka membangun tradisi pembaharuan Muhammadiyah. Dengan basis kader yang berada di kampus-kamus seperti Perguruan Tinggi Muhammdiyah (PTM), Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS), menjadikan IMM sebagai ortom yang diharapkan dapat melahirkan akademisi-akademisi Muhammadiyah yang mempunyai nilai intelektualitas yang tinggi.

Dapat dilihat bagaimana peranan sains dan teknologi sangat berpengaruh dalam membangun karakter dan budaya masyarakat. Kita ketahui bagaimana negara-negara yang masyarakatnya konsumtif layaknya Indonesia sangat bergantung sekali dengan teknologi, salah satu contoh yang bisa sering kita lihat adalah akibat semakin berkembangnya teknologi informasi, yang membuat kita bisa berhubungan dengan siapapun tapi membuat sebagian individu tenggelam dalam dunianya sendiri hingga mereka lupa akan lingkungan realnya. Fenomena seperti ini sering kali kita jumpai, walaupun pada dasaranya teknologi itu sendiri tercipta untuk mempermudah kerja manusia.
Oleh karena itu, perlu kiranya kader IMM sebagai intelektual bisa membangun system yang memungkinkan keseimbangan antara perkembangan sains dan teknologi dengan rasa humanitas antara satu individu dengan lingkungannya, karena apabila tidak ada keseimbangan tersebut maka yang akan terjadi adalah kerusakan dimana-mana, baik itu merusak pelakunya hingga lingkungannya.
Seperti kita ketahui, kurangnya kebijakan-kebijakan yang ditelurkan oleh pemerintah untuk memfilter segala sesuatu yang datang dari luar tetapi tidak cocok untuk masyarakat, walaupun ada, kemungkinan tidak ditegakkan. Dengan kata lain, bukan setiap kader IMM anti teknologi tetapi sebalik nya setiap kader IMM harus selalu mengetahui dan memahami perkembangan sains dan teknologi terbaru sehingga tahu apa yang harus dilakukan untuk menjadi filter tersebut.
Karena perlu diingat kita termasuk golongan intelektual yang merupakan golongan yang bebas, dimana selain kita memiliki pengetahuan tentang ilmu yang dipelajari apapun bidangnya tetapi kita harus tetap bisa menjadi social control di tengah-tengah masyarakat.
Semoga kita, sebgai kader IMM selalu mantap dalam memegang dan mengamalkan idiologi gerakan.
Fastabiqul khairat.. !

Selasa, 10 Agustus 2010

global warming conspiration

Kamis, 03 Juni 2010 | By alessandro del mario
Bumi semakin panas, mereka menyebutnya Pemanasan Global dan mulai menyalahkan manusia sebagai penyebab dari rusaknya tatanan iklim dunia. Jauh dibalik itu semua, semua konspirasi tingkat tinggi sedang berlangsung, Amerika tidak menandatangani protokol Kyoto, negara-negara lain langsung bangkit untuk mengecam. Inilah Fakta Sebenanarnya Dibalik Isu Pemanasan Global.

Sekilas Tentang Protokol Kyoto
Segera setelah Konvensi Kerangka Kerjasama Persatuan Bangsa-bangsa mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC-United Nations Framework Convention on Climate Change) disetujui pada KTT Bumi (Earth Summit) tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil, negara-negara peserta konvensi mulai melakukan negosiasi-negosiasi untuk membentuk suatu aturan yang lebih detil dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (selanjutnya disebut GRK).

Pada saat pertemuan otoritas tertinggi tahunan dalam UNFCCC ke-3 (Conference of Parties 3 - COP) diadakan di Kyoto, Jepang, sebuah perangkat peraturan yang bernama Protokol Kyoto diadopsi sebagai pendekatan untuk mengurangi emisi GRK. Kepentingan protokol tersebut adalah mengatur pengurangan emisi GRK dari semua negara-negara yang meratifikasi. Protokol Kyoto ditetapkan tanggal 12 Desember 1997, kurang lebih 3 tahun setelah Konvensi Perubahan Iklim mulai menegosiasikan bagaimana negara-negara peratifikasi konvensi harus mulai menurunkan emisi GRK mereka.

Sepanjang COP 1 dan COP 2 hampir tidak ada kesepakatan yang berarti dalam upaya penurunan emisi GRK. COP 3 dapat dipastikan adalah ajang perjuangan negosiasi antara negara-negara ANNEX I (negara-negara berkembang) yang lebih dulu mengemisikan GRK sejak revolusi industri dengan negara-negara berkembang yang rentan terhadap perubahan iklim. Negara-negara maju memiliki kepentingan bahwa pembangunan di negara mereka tidak dapat lepas dari konsumsi energi dari sektor kelistrikan, transportasi, dan industri. Untuk mengakomodasikan kepentingan antara kedua pihak tersebut Protokol Kyoto adalah satu-satunya kesepakatan internasional untuk berkomitmen dalam mengurangi emisi GRK yang mengatur soal pengurangan emisi tersebut dengan lebih tegas dan terikat secara hukum (legally binding).

Dalam Protokol Kyoto disepakati bahwa seluruh negara ANNEX I wajib menurunkan emisi GRK mereka rata-rata sebesar 5.2% dari tingkat emisi tersebut di tahun 1990. Tahun 1990 ditetapkan dalam Protokol Kyoto sebagai acuan dasar (baseline) untuk menghitung tingkat emisi GRK. Bagi negara NON ANNEX I Protokol Kyoto tidak mewajibkan penurunan emisi GRK, tetapi mekanisme partisipasi untuk penurunan emisi tersebut terdapat di dalamnya, prinsip tersebut dikenal dengan istilah "tanggung jawab bersama dengan porsi yang berbeda" (common but differentiated responsbility). Protokol Kyoto mengatur semua ketentuan tersebut selama periode komitmen pertama yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2012.

Beberapa mekanisme dalam Protokol Kyoto yang mengatur masalah pengurangan emisi GRK, seperti dijelaskan di bawah ini:

* 1. Joint Implementation (JI), mekanisme yang memungkinkan negara-negara maju untuk membangun proyek bersama yang dapat menghasilkan kredit penurunan atau penyerapan emisi GRK.

* 2. Emission Trading (ET), mekanisme yang memungkinkan sebuah negara maju untuk menjual kredit penurunan emisi GRK kepada negara maju lainnya. ET dapat dimungkinkan ketika negara maju yang menjual kredit penurunan emisi GRK memiliki kredit penurunan emisi GRK melebihi target negaranya.

* 3. Clean Development Mechanism (CDM), mekanisme yang memungkinkan negara non-ANNEX I (negara-negara berkembang) untuk berperan aktif membantu penurunan emisi GRK melalui proyek yang diimplementasikan oleh sebuah negara maju. Nantinya kredit penurunan emisi GRK yang dihasilkan dari proyek tersebut dapat dimiliki oleh negara maju tersebut. CDM juga bertujuan agar negara berkembang dapat mendukung pembangunan berkelanjutan, selain itu CDM adalah satu-satunya mekanisme di mana negara berkembang dapat berpartisipasi dalam Protokol Kyoto.

Bagi negara-negara ANNEX I mekanisme-mekanisme di atas adalah perwujudan dari prinsip mekanisme fleksibel (flexibility mechanism). Mekanisme fleksibel memungkinkan negara-negara ANNEX I mencapai target penurunan emisi mereka dengan 3 mekanisme tersebut di atas.

Ada dua syarat utama agar Protokol Kyoto berkekuatan hukum, yang pertama adalah sekurang-kurangnya protokol harus diratifikasi oleh 55 negara peratifikasi Konvensi Perubahan Iklim, dan yang kedua adalah jumlah emisi total dari negara-negara ANNEX I peratifikasi protokol minimal 55% dari total emisi mereka di tahun 1990. Pada tanggal 23 Mei 2002, Islandia menandatangani protokol tersebut yang berarti syarat pertama telah dipenuhi. Kemudian pada tanggal 18 November 2004 Rusia akhirnya meratifikasi Protokol Kyoto dan menandai jumlah emisi total dari negara ANNEX I sebesar 61.79%, ini berarti semua syarat telah dipenuhi dan Protokol Kyoto akhirnya berkekuatan hukum 90 hari setelah ratifikasi Rusia, yaitu pada tanggal 16 Februari 2005.

Dibalik semua itu satu hal yang membuat dunia gelisah yaitu, Amerika Serikat, Jepang dan Kanada dan beberapa negara Eropa lainnya menolak untuk menandatangani protokol tersebut!

Hal ini langsung membuat munculnya berbagai kecaman dari berbagai pihak yang menuduh Amerika Serikat terlalu egois dengan industrinya bahkan dari masyarakat Amerika itu sendiri (silahkan ingat-ingat kembali sudah berapa kali aksi bugil yang menyuarakan penyelamatan lingkungan yang dimuat di surat kabar). Hal inilah yang kemudian membuat saya penasaran. Suatu negara besar seperti Amerika tidak akan main-main dengan kesepakatan antar negara apalagi jika mencakup kepentingan banyak negara bahkan kelangsungan bumi.

Google pun menjawab, ternyata para ilmuwan kelas atas Amerika mempunyai hasil penelitian sendiri yang menentang habis-habisan interpretasi ilmuwan amatiran lainnya. Inilah yang akan saya jelaskan kepada Anda. Suatu Konspirasi tingkat dunia sedang terjadi, dan percaya atau tidak, KITA SEDANG DIBODOHI!

Al Gore dengan Film Briliannya


Al Gore
Mungkin di Indonesia nama ini kurang santer, tapi di Amerika dia adalah pria ‘brilian’ yang merilis film dokumentasi yang berjudul An Inconvenient Truth. Al Gore adalah pria yang menerima penghargaan Oscar atas film dokumentasi yang dibuatnya. Dia adalah pria pemimpin gerakan isu pemanasan global di dunia barat yang menyuarakan bahwa manusia telah menjadi tokoh utama dibalik pemanasan global.
Sejak beredarnya mahakarya dari si Al Gore ini, mata dunia seakan ‘terbuka’. Manusia merasa menjadi aktor dibalik hilangnya bongkahan-bongkahan es di kutub, dan pemeran utama dibalik bencana-bencana alam yang timbul. Semua orang yang menyaksikan bagaimana piawainya Al Gore mendokumentasikan bagaimana longsornya bongkahan-bongkahan es akan mengatakan, “ternyata manusia yang menghancurkan alam..”
Di film itu hanya menunjukkan bagaimana gunung-gunung es itu mulai runtuh, lalu diberikan gambaran bagaimana asap-asap rumah industri dan pengaruhnya terhadap mencairnya gunung es itu kemudian bagaimana hubungannya dengan bencana alam lainnya.
INILAH OMONG KOSONG BRILIAN YANG BERHASIL MEMPERDAYA BANYAK ORANG!



Sampul film dari An Inconvenient Truth
Orang awam yang menyaksikannya pasti akan menarik kesimpulan dengan mudah, tapi ternyata para ilmuwan ahli banyak menemukan celah terhadap karya Al Gore itu sendiri.
Contoh kebohongan dari film Gore adalah klaim bahwa Pemanasan global akan menaikkan permukaan laut setinggi 20 kaki (6,09 meter), padahal sebenarnya hanyalah 23 Inci (58,42 cm). Ia juga mengklaim bahwa beruang kutub sedang berada dalam bahaya. Padahal tidak demikian sebenarnya.
Di sisi lain film itu juga menjelaskan bagaimana gleyser-gleyser yang mulai berkurang, namun dia tidak menunjukkan gleyser lain yang justru sedang bertambah. Al Gore menyebutkan dalam filmnya bahwa gleyser di gunung Kilimanjaro sudah berkurang akibat pemanasan global, tapi dia tidak menjelaskan bahwa gleyser di gunung Kilimanjaro sudah berkurang sejak tahun 1980-an dimana kadar gas CO2 di bumi belum meningkat.
Al Gore juga dalam filmnya menjelaskan bahwa kadar CO2 di atmosfer telah meningkatkan suhu bumi. Tapi satu tahun sebelum filmnya dirilis, ternyata Journal Science telah berhasil membuktikkan bahwa peningkatan suhu bumilah yang memicu peningkatan kadar karbondioksida di atmosfer.
Suatu bantahan keras yang memalukan bagi Al gore bahkan tampil dari BBC News yang berhasil menemukan bahwa salah satu cuplikan dari film itu adalah potongan dari film “The Day After Tomorrow”.
Satu hal yang kita perlu syukuri adalah Al Gore bukan orang Indonesia sehingga dia tidak perlu capek-capek menjelaskan pengaruh karbon dioksida dengan krisis listrik yang menyebabkan PLN sering melakukan pemadaman bergilir.

Manipulasi Data Pemanasan Global Berhasil Diungkap
Pada tanggal 19 November 2009 kemarin, beberapa surat kabar luar negeri mengumumkan bahwa seorang hacker telah berhasil mencuri 160 megabytes data dan kumpulan email dari server Climate Research Unit (CRU) di Universitas East Anglia (UEA) di Inggris. Email itu berisi percakapan antara para peneliti utama di tempat itu sejak tahun 1997 hingga sekarang, dan dari data yang berhasil dicuri menjelaskan, bahwa telah terjadi manipulasi data pemanansan global.
Jika anda banyak mengikuti sosialisasi pemanasan global seperti saya xD, kemudian biasanya didatangkan bule sebagai salah satu pembicara, maka pasti CRU dan UEA tidak akan asing lagi ditelinga anda. Saya teringat waktu penyuluhan mengenai Global Warming sewaktu acara Bina Rohani di kampus dulu, sewaktu itu si bule bikin takut dulu dengan menunjukkan bagaimana hewan-hewan telah mulai punah, lalu bagaimana es-es di antartik mulai terjadi longsor demi longsor lalu kemudian dia mulai memaparkan bagaimana data dari CRU yang selama ini mencatat iklim dunia. Dua nama itu adalah nama yang sering kali dipakai para pembawa materi pemanasan global yang selalu mengatakan bahwa “merujuk dari data penelitian di CRU..di UEA.. bla bla bla..”
Nama itu adalah nama yang selalu dijual dalam praktek pembodohan masyarakat mengenai pemanasan global. Manipulasi data yang terjadi dalam badan CRU itu sendiri pastilah akan menjadi tamparan keras bagi para penganut paham ‘pemanasan global itu ulah manusia’.
Ketika anda mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di CRU itu sendiri, maka saya rasa anda akan sepakat dengan saya bahwa isu pemanasan global adalah interpretasi ilmuwan modern dengan skandal kelas dunia dibaliknya.

Nah! Kita akan langsung membahas mengenai si hacker yang berhasil mencuri kenyataan yang sebenarnya dibalik skandal terbesar dalam sejarah sains modern.
Ia menyebut dirinya “FOIA”. Dia memuat semua email-email yang dibobol dari CRU di internet.
Dalam email tersebut ditemukan fakta bahwa para ilmuwan dari CRU telah sepakat untuk menutupi data valid yang sebenarnya mengenai isu pemanasan global. CRU juga telah mengakui jika isi email yang sekarang ini banyak beredar di media massa memang berasal dari server mereka.
Dalam salah satu percakapannya, Prof Jones mengusulkan kepada Prof. Mann untuk melakukan "trik" dengan mengubah data iklim di setiap seri untuk menyembunyikan adanya penurunan temperatur global.

"Saya baru saja menyelesaikan trik untuk menambahkan data baru di data yang sebenarnya dari setiap seri dalam 20 tahun terakhir dan dari tahun 1961 untuk menyembunyikan penurunan (temperatur)."

Setelah skandal ini terbongkar, Prof Mann menjelaskan kepada New York Times bahwa para ilmuwan biasa menggunakan kata "trik" untuk merujuk kepada cara terbaik menyelesaikan sebuah masalah dan tidak berarti sesuatu yang rahasia (masuk akalkah??).
Dalam email yang lain, Prof Jones juga mengatakan bahwa ia lebih baik menghapus data-data yang tidak sesuai dengan klaim mereka daripada mengirim data tersebut ke peneliti lain. Prof Jones juga mendorong Prof Mann untuk melakukan hal yang sama.

Pada tahun 2009 ini, CRU mendapat banyak kritikan karena menolak untuk merilis data yang digunakan untuk membuat laporan sejarah temperatur permukaan bumi. Permintaan dari peneliti dan ilmuwan lainnya selalu ditolak dan dalam beberapa kasus, pembuat laporan itu mengakui kalau data original yang digunakan sudah hilang.


Email di atas sepertinya mengkonfirmasi semuanya.
Selain percakapan yang terjadi antara dua profesor tersebut, email lain yang berhasil dibobol adalah email yang berasal dari Tim Osborn, salah seorang profesor lainnya di CRU. Dalam emailnya, Prof Osborn mendiskusikan dengan rekannya mengenai cara memotong data untuk menyembunyikan penurunan suhu iklim global.

Lalu dalam email lainnya, Prof Mann meminta Prof Osborn agar tidak memforward data yang dikirimnya ke orang lain karena data itu membenarkan teori para peneliti global warming anti Al Gore.

Bukan itu saja, salah satu email juga berisi komentar mengenai kematian John L Daly, seorang peneliti penentang Al Gore. Komentar itu berbunyi, "Dalam cara yang aneh, sebenarnya berita ini adalah berita yang menggembirakan." Yang seakan mereka senang kehilangan seorang penentang keras.

Dengan adanya perkembangan terbaru ini, Senator James Inhofe yang terkenal anti pemanasan global versi Al Gore juga telah menuntut kongres Amerika untuk menyelidiki Pennsylvania State University dan beberapa universitas lain yang diketahui terlibat dalam pemalsuan data ini.

Sebelumnya, tidak lama setelah ramalan mengenai mencairnya es di Himalaya dirilis oleh IPCC, pemerintah India lewat kementerian lingkungan hidup telah merilis sebuah pernyataan yang menginginkan penelitian yang independen atas kondisi salju di Himalaya. Perlu diketahui bahwa data yang digunakan pemerintah India saat ini adalah data yang berasal dari para peneliti barat. Bayangkan gunung sendiri yang memiliki data dari ilmuwan negara lain.

Mengingat besarnya jumlah email yang berhasil dibobol, maka isi email tersebut akan diperiksa lebih lanjut oleh para peneliti lainnya untuk menemukan bukti kebohongan lainnya. Jika ditemukan bukti adanya konspirasi tingkat tinggi, maka kasus ini tentu saja benar-benar akan menjadi skandal sains terbesar di dunia.

Seorang Ilmuwan Mengaku Tidak Ada Bukti Pemanasan Global



Prof. Mojib Latif
Seorang ilmuwan yang selama ini pro isu pemanasan global versi Al Gore mengaku jika sebenarnya tidak ada bukti kompleks yang bisa menjelaskan bahwa pemanasan global memang benar-benar terjadi. Ironisnya jika biasanya para ilmuwan sekaliber dunia tiba-tiba berubah haluan selalu mendapatkan perhatian publik, maka hal ini tidak berlaku dengan Prof. Mojib Latif yang berasal dari Jerman.
Prof. Latif adalah seorang ilmuwan dari Leibniz Institute of Marine Sciences di Jerman. Ia adalah seorang pendukung utama teori yang mengatakan bahwa emisi rumah kaca yang dihasilkan manusia telah menyebabkan peningkatan suhu global di bumi. Ia turut serta dalam menciptakan model iklim yang menjadi patokan bagi banyak peneliti di dunia. Ia juga pernah menerima beberapa penghargaan dalam studi mengenai iklim dan ia adalah seorang peneliti utama di IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), sebuah badan milik PBB yang pada tahun 2007 menerima nobel perdamaian bersama Al Gore.

Jadi, kita sedang berbicara dengan seorang pakar dan pemimpin utama dalam gerakan global warming-nya Al Gore.

Nah, kejutannya datang tanpa disangka. Pada konferensi itu yang sering membahas apa yang disebut "Scientific Consensus" mengenai Pemanasan Global yang diakibatkan perbuatan manusia, Latif mengakui bahwa Bumi ini ternyata tidak mengalami pemanasan selama hampir satu dekade. Menurutnya, sepertinya kita akan memasuki masa "Satu atau dua dekade dimana suhu bumi akan mendingin".

Teori pemanasan global Al Gore menyebutkan bahwa samudera Atlantik dan Pasifik akan menyerap suhu panas yang terkurung di bumi yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah karbondioksida yang dihasilkan oleh manusia. Penyerapan ini akan menyebabkan atmosfer dan daratan menjadi panas.

Namun, Prof Latif menyatakan dengan jelas bahwa Atlantik utara malah menjadi dingin. Dan mungkin akan terus mendingin hingga 20 tahun yang akan datang. Ini jelas bertentangan dengan pandangannya sebelumnya yang menyatakan bahwa bumi akan memasuki suhu mematikan pada tahun 2100.

Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
Suhu bumi kita sebenarnya hanya berubah sekitar 1 derajat fahrenheit dalam satu abad terakhir jika matahari tetap stabil dengan suhunya. Salah satu juri dari American Association for The Advancement of Science Awards, Steven Milloy, mengatakan bahwa pemanasan global adalah “ibu dari segala ilmu pengetahuan sampah”. Dia pun berhasil membuktikan bagaimana pemanasan global telah terjadi tanpa adanya campur tangan manusia. Dia juga menambahkan bahwa Protokol Kyoto adalah lelucon.

Di Rusia dilakukan suatu penelitian dan didapatkan hasil bahwa sebenarnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer berada pada level sekitar 370 PPM (Parts per Million), dan jika Protokol Kyoto diikuti dengan benar, maka hanya akan merubah sekitar 1 sampai 2 PPM saja di tahun 2012. bukankah ini menandakan Protokol Kyoto itu sia-sia?

Yang menyebabkan bumi kita saat ini semakin panas adalah apa yang disebut oleh para ilmuwan sebagai ‘badai matahari’. Matahari telah memasuki siklus ‘kembali memanasnya’ yang telah diklaim para ilmuwan sebagai faktor yang telah menyebabkan bumi telah beberapa kali memasuki zaman es. Anda juga pasti akan terkejut dengan fakta yang mengatakan bahwa bukan hanya bumi kita yang sedang mengalami pemanasan, tetapi sama halnya dengan yang terjadi di bumi, bongkahan-bongkahan es di kutub planet Mars juga mulai mencair. Dengan kata lain, manusia bukanlah aktor utama dibalik pemanasan global. Jika ada yang ingin anda persalahkan mengenai isu pemanasan global, persalahkanlah matahari yang semakin memanas sehingga menyebabkan Galactic Warming (pemanasan galaksi) bukan Global Warming (pemanasan dunia).
Silahkan main-main dengan Google mengenai isu ‘global warming not true’, maka anda akan menemukan banyak sekali dukungan dari para ilmuwan-ilmuwan hebat dunia. Ilmuwan rendahan biasanya hanya akan mengambil sampel dalam satu sampai empat dekade terakhir, ilmuwan HEBAT adalah ilmuwan yang tidak pernah takut bosan, mereka mengambil sampel iklim selalu sejak ribuan bahkan jutaan tahun lalu, kemudian bukan hanya buminya yang diteliti, tetapi bagaimana interaksi planet lain terhadap bumi dan sebagainya, dan mereka selalu sampai pada kesimpulan bahwa GLOBAL WARMING ADALAH IBU DARI ILMU PENGETAHUAN SAMPAH!!